Nyeri sendi dan otot adalah masalah umum yang sering dialami banyak orang. Untuk mengatasi masalah ini, ada berbagai jenis obat yang bisa digunakan, baik yang diminum maupun dioles. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Nyeri sendi dan otot sering muncul setelah aktivitas tertentu seperti berdiri terlalu lama, mengangkat beban berat, atau berolahraga berlebihan. Selain itu, beberapa kondisi medis seperti osteoarthritis, asam urat, flu tulang, tifus, dan rheumatoid arthritis juga bisa menyebabkan nyeri sendi dan otot.
Gejala yang dirasakan bisa berupa rasa kaku, pegal, atau sakit di tangan, kaki, pinggul, lutut, atau tulang belakang. Nyeri ini bisa datang dan pergi atau bertahan lama. Karena itu, diperlukan berbagai pilihan obat untuk meredakan nyeri sendi dan otot.
Pilihan Obat Nyeri Sendi dan Otot
Ada banyak jenis obat nyeri sendi dan otot yang bisa dicoba. Obat-obat ini tersedia dalam berbagai merek yang bisa dibeli di apotek, meskipun beberapa memerlukan resep dokter.
Berikut adalah jenis obat yang bisa digunakan:
- Paracetamol
Paracetamol adalah salah satu obat yang paling banyak digunakan untuk meredakan nyeri sendi dan otot ringan tanpa pembengkakan. Selain itu, paracetamol juga efektif untuk mengatasi sakit kepala, kram menstruasi, sakit gigi, dan demam.
Paracetamol tersedia dalam berbagai merek yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Pastikan untuk mengonsumsinya sesuai petunjuk penggunaan dan dosis yang dianjurkan.
- Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Obat ini, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen, efektif untuk mengatasi nyeri sendi sedang hingga berat. Namun, obat ini sebaiknya dikonsumsi sesuai petunjuk apoteker atau dokter karena memiliki beberapa efek samping jika digunakan dalam jangka panjang, seperti sakit perut, mual, diare, sakit maag, sakit kepala, dan rasa kantuk.
- Obat Opioid
Untuk nyeri sendi dan otot yang sangat parah, dokter dapat meresepkan obat golongan opioid seperti oxycodone, morphin, dan hydrocodone. Obat ini tidak bisa dikonsumsi tanpa pengawasan dokter karena risiko penyalahgunaan dan ketergantungan. Efek samping lainnya termasuk kantuk, sembelit, mual, dan muntah. Opioid sering digunakan setelah operasi atau kecelakaan, seperti patah tulang atau cedera kepala.
- Obat Pelemas Otot
Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri, kaku, dan tegang pada otot. Contoh obat pelemas otot yang sering digunakan adalah eperisone. Obat ini sering digunakan bersama obat pereda nyeri lainnya dan harus sesuai anjuran dokter.
- Capsaicin
Obat oles dengan kandungan capsaicin dapat mengurangi nyeri sendi dan otot akibat radang sendi. Capsaicin bekerja dengan memblokir zat yang mengirim sinyal rasa sakit dan memicu pelepasan endorfin. Namun, krim capsaicin bisa menimbulkan sensasi perih atau menyengat di area yang dioleskan.
- Natrium Diklofenak
Obat oles dengan kandungan natrium diklofenak efektif meredakan nyeri sendi tanpa perih. Natrium diklofenak termasuk dalam OAINS yang bekerja dengan menghentikan produksi zat penyebab rasa sakit dan peradangan. Oleskan gel natrium diklofenak di area kulit yang terasa nyeri seperti lutut, pergelangan kaki, siku, atau tangan. Berbeda dengan krim capsaicin, gel ini tetap nyaman di kulit dengan efek samping minimal seperti kulit kering, kemerahan, atau gatal.
Peringatan Penggunaan Obat Nyeri Sendi dan Otot
Meskipun umumnya aman, beberapa orang perlu berhati-hati dalam menggunakan obat ini dan disarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Mereka adalah:
- Lansia di atas 65 tahun
- Ibu hamil atau wanita yang menjalani program hamil
- Ibu menyusui
- Penderita asma
- Alergi terhadap obat yang disebutkan di atas
- Penderita sakit maag atau tukak lambung
- Penderita gangguan jantung, hati, ginjal, tekanan darah, sirkulasi darah, atau usus
- Anak-anak di bawah 16 tahun
Jika mengalami efek samping yang tidak hilang atau iritasi setelah penggunaan obat nyeri sendi dan otot, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.